A.
Pendahuluan
Untuk menghasilkan
penelitian yang inovatif, banyak hal yang perlu kita perhatikan yaitu sebelum
pelaksanaan penelitian, saat penelitian sampai pada penulisan hasil penelitian.
Rangkaian kegiatan tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu penelitian.
Dengan kata lain, rencana penelitian, proses penelitian dan penulisan hasil
penelitian harus menjadi fokus utama penelitian.
Berbagai tahapan dalam penelitian perlu kita cermati mulai dari ide
penelitian, jenis penelitian yang kita pilih, sampel yang diambil, proses
pengambilan data, cara menganalisa data selama proses penelitian, metode dalam
menganalisa data sampai pada pengambilan kesimpulan hasil penelitian.
Analisis data dianggap sebagai kunci utama dalam suatu penelitian, karena
dengan cara menganalisis data yang benar dan sesuai, kita dapat menuangkan
hasil penelitian sebagai suatu laporan ilmiah yang dapat diambil manfaatnya. Oleh
karena itu peneliti harus mengetahui segala teori-teori yang berkaiatan dengan
analisis data agar dapat melakukan penelitian sesuai yang mereka inginkan.
Untuk dapat melakukan penelitian yang memiliki hasil yang maksimal maka
seorang peneliti harus memiliki beberapa pengetahuan tentang berbagai macam
pendekatan dan jenis dalam suatu penelitian. Oleh karena itu dalam makalah ini
akan dibahas mengenai beberapa hal yang terkait dengan metodologi penelitian
kualitatif dengan pokok bahasan tentang pengertian penelitian kualitatif,
jenis-jenis penelitian kualitatif, fungsi teori, cara pembuatan data, analisis
data, temuan penelitian, pembahasan dan penyimpulan.
B.
Penelitian Kualitatif
1.
Pengertian Penelitian
Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya.
Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat,
sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau
hubungan kekerabatan.[1]
Sedangkan Wahidmurni menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang dimaksudkan untuk mengungkap gejala secara holistik-konstektual melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai istrumen
(alat pengumpul data). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif
subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Sebagai contoh, ketika
kita melihat orang menangis, secara langsung kebanyakan orang akan mengatakan
bahwa ia sedih, apakah memang benar demikian?. Memang secara kuantitatif,
kebanyakan orang menangis dikarenakan kesedihan, namun orang kualitatif masih
mempertanyakan mengapa is menangis?, boleh jadi ia menangis karena terlalu
bahagia, karena baru dilamar pujaan hatinya atau ia baru diterima bekerja dan
sebagainya.[2] Berdasarkan
pengertian diatas pendekatan kualitatif merupakan suatu penerapan pendekatan
alamiah pada pengkajian suatu masalah yang berkaitan dengan individu,
fenomenal, simbol-simbol, dokumen-dokumen, dan gejala-gejala sosial.
2.
Jenis-jenis Penelitian
Kualitatif
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand)
fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang
lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi
variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman
yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori.
Karena tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan
data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda. Setidaknya ada enam jenis
penelitian kualitatif, diantaranya adalah:
a. Biografi, merupakan tsudi terhadap seseorang atau
individu yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas
keinginan peneliti yang bersangkutan. Biografi bisa disusun berdasarkan kepada
dokumen atau materi lainnya dalam konteks tertentu. Artinya, dalam model
biografi, subjek penelitian dapat berupa orang yang masih hidup atau dapat pula
yang sudah tidak ada (meninggal dunia), sepanjang data yang relevan dapat
diperoleh oleh peneliti dari dokumen yang tersedia. Dalam model biografi, hal
yang menjadi fokus penelitian adalah kehidupan secara keseluruhan atau beberapa
fase kehidupan dari seroang individu yang dianggap unik, khas menarik, atau
luar biasa. Sehingga sangat layak untuk diangkat menjadi suatu penelitian
kualitatif.[3]
b. Fenomenologi, berusaha untuk mengungkap dan
mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik
yang dialami oleh individu hingga tataran “keyakinan” individu yang
bersangkutan. Penelitian fenomenologi berusaha untuk mencari arti secara
psikologis dari suatu pengalaman individu terhadap suatu fenomena melalui
penelitian yang mendalam dalam konteks kehidupan sehari-hari subjek yang
diteliti. Perlu kiranya diingat bahwa dalam melakukan persiapan yang matang dan
komprehansif, bukan hanya kepada subjek penelitian semata, tetapi juga peneliti
harus mendapatkan akses untuk menacapai situasi dan tempat yang akan diteliti
karena inti dari fenomenologi adalah adanya keterkaitan antara subjek, lokasi,
fenomena yang alami. Jika salah satu dari ketiga faktor tersebut tidak
dipersiapkan dengan baik, maka hasil yang didapatkan dari penelitian dengan
model fenomenologi tidak optimal.[4]
c. Grounded theory, jenis ini dikhususkan untuk menemukan
atau menghasilkan teori dari sutau fenomena yang berkaitan dengan situasi
tertentu. Situasi yang dimaksud adalah suatu keadaan ketika individu (subjek
penelitian) berinteraksi langsung, mengambil bagian dan melebur berproses
menjadi sau terhadap suatu fenomena. Grounded theory adalah suatu model
dalam penelitian kualitatif dan yang bersifat konseptual atau teori sebagai
hasil pemikiran induktif, bukan hasil pengembangan teori yang telah ada.[5]
d. Etnografi, merupakan suatu studi atau penelitian yang
difokuskan pada penjelasan deskriptif dan interpretasi terhadap budaya dan
sistem sosial suatu kelompok atau suatu masyarakat tertentu melalui pengamatan
dan penghayatan langsung terhadap kelompok aatau masyarakat yang diteliti.
Peneliti memfokuskan penelitiannya pada kelompok atau suatu masyarakat tertentu
melalui pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap kelompok yang
bersangkutan.[6]
e. Studi kasus, adalah suatu model penelitian kualitatif
yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun
waktu tertentu. Secara mendalam studi kasus merupakan suatu model yang bersifat
komprehansif, intens, terperinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai
upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang bersifat
kontemporer.[7]
Untuk lebih detailnya berikut uraian ringkas tentang masing-masing jenis
penelitian tersebut:
Dimensi
|
Biografi
|
Fenomenologi
|
Grounded Theory
|
Etnografi
|
Studi Kasus
|
Fokus
|
Melakukan eksplorasi terhadap kehidupan
individu yang dianggap unik dan khas
|
Memahami inti dari pengalaman idividuyang
berkaitan dengan suatu fenomena tertentu
|
Menemukan suatu teori berdasarkan data yang
diperoleh langsung dilapangan
|
Memberikan gambaran dan melakukan
interpretasi dari suatu budaya dan kelompok sosial
|
Mengembangkan analisis yang mendalam dari
suatu kasus tunggal atau kasus jamak
|
Asal Disiplin Keilmuan
|
·
Antropologi
·
Sejarah
·
Psikologi
·
Sosiologi
|
· Filsafat
· Sosiologi
· Psikologi
|
· Sosiologi
|
· Antropologi
budaya
· Sosiologi
|
· Ilmu politik
· Sosiologi
· Psokologi
· Antropologi
|
Metode Pengumpulan
Data
|
Wawancara primer dan studi
dokumentasi
|
Wawancara mendalam dengan banyak subyek
(lebih dari 10 subyek)
|
Wawancara dengan banyak subyek (lebih dari
20-30 subyek) untuk menetapkan kategori dan teori secara lebih detail
|
Observasi dan wawancara primer dilapangan
dengan dengan rentang waktu yang relatif lama
|
Dapat dengan banyak metode seperti
wawancara, observasi, dokumentasi, studi arsip, pemeriksaan fisik, dll
|
Metode Analisis Data
|
· Model
bercerita
· Analisis
sejarah
|
·
Analisis pertanyaan
·
Analisis arti
· Deskripsi
umum suatu pengalaman
|
· Open conding
· Axial
conding
· Selective
conding
· Conditional
matrix
|
· Deskripsi
· Analisis
· Interpretasi
|
· Analisis
deskripsi
· Analisis
tema
· Asersi
|
Bentuk Narasi
|
Gambaran detail dan spesifik dari kehidupan
individu
|
Deskripsi inti atau dasar dari suatu
pengalaman
|
Teori atau model teoretis
|
Deskripsi perilaku berbudaya dari suatu
kelompok atau individu
|
Studi mendalamdari kasus tunggal atau jamak.
|
Tabel: Perbandingan Antara Kelima
Jenis Penelitian Model (Creswell,1998)
3.
Fungsi Teori
Metode penelitian kualitatif
berangkat dari lapangan dengan melihat fenomena atau gejala yang terjadi untuk
selanjutnya menghasilkan atau mengembangkan teori. Jika dalam metode penelitian
kuantitatif teori berwujud dalam bentuk hipotesis atau definisi, maka dalam
metode penelitian kualitatif teori berbentuk pola (pattern) atau generalisasi
naturalistik (naturalistic generalization).
Karena itu, pola dari suatu fenomena bisa dianggap sebagai sebuah teori.
Kalau begitu apa fungsi teori dalam metode penelitian kualitatif?[8]
Teori dipakai sebagai bahan pisau analisis temuan penelitian pada bagian
pembahasan atau diskusi hasil penelitian (pada umumnya di bab V dari laporan
penelitian).[9]
Dengan teori, peneliti akan
memperoleh inspirasi untuk bisa memaknai persoalan. Memang teori bukan
satu-satunya alat atau bahan untuk melihat persoalan yang diteliti. Pengalaman
atau pengetahuan peneliti sebelumnya yang diperoleh lewat pembacaan literatur,
mengikuti diskusi ilmiah, seminar atau konferensi, ceramah dan sebagainya bisa
dipakai sebagai bahan tambahan untuk memahami persoalan secara lebih mendalam.
Teori dipakai sebagai informasi pembanding atau tambahan untuk melihat gejala
yang diteliti secara lebih utuh. Karena tujuan utama penelitian kualitatif
adalah untuk memahami gejala atau persoalan tidak dalam konteks mencari
penyebab atau akibat dari sebuah persoalan lewat variabel yang ada melainkan
untuk memahami gejala secara komprehensif, maka berbagai informasi mengenai
persoalan yang diteliti wajib diperoleh. Informasi dimaksud termasuk dari
hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai persoalan yang sama atau mirip.[10]
Misalnya, jika seorang mahasiswa
program Magister Pendidikan Agama Islam hendak melakukan penlitian mengenai implementasi
pendidikan agama Islam di SMAN 1 Malang, maka informasi dari mana saja,
lebih-lebih dari hasil penelitian sebelumnya yang mirip dengan tema tersebut,
wajib dikumpulkan. Informasi itu tidak saja dipakai sebagai bahan perbandingan
untuk memahami persoalan yang diteliti, tetapi juga untuk menegaskan bahwa
peneliti tidak melakukan duplikasi dari penelitian sebelumnya. Sebabhal itu
dianggap tidak memberikan kontribusi apa-apa dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
Sementara itu I Made Wirartha menyebutkan
beberapa fungsi teori diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Memperdalam pengetahuan tentang
masalah yang akan diteliti sehingga dapat melakukan kontrol
b.
Menegaskan kerangka teoritis yang
menjadi landasan jalan pemikiran penelitian
c.
Mempertajam konsep-konsep yang
dipergunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesisnya
d.
Menghindari terjadinya pengulangan
penelitian demi penghematan waktu, tenaga dan biaya[11]
4.
Cara
Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif dikenal
beberapa metode pengumpulan data, diantara adalah sebagai berikut:
a.
Wawancara
Wawancara merupakan salah satu
metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi.[12]
Yaitu melalui percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[13] Wawancara
dapat dilakukan secara terstruktur, tidak terstruktur, langsung ataupun tidak
langsung. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang tidak
dapat diamati atau tidak dapat diperoleh dengan alat lain. Contoh dari bentuk
pertanyaan yang digunakan dalam melakukan wawancara adalah sebagai berikut:
1)
Pertanyaan yang berkaitan dengan
pengalaman; pertanyaan ini ditujukan untuk mendeskripsikan pengalaman.[14]
Misalnya: Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjabat sebagai kepala SMP LAB UIN
Maliki Malang atau sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMP LAB UIN Maliki
Malang?
2)
Pertanyaan yang berkaitan dengan
pendapat; pertanyaan ini ditujukan untuk memberikan gambaran pada kita mengenai
hal yang dipikirkan tentang sesuatu.[15]
Misalnya: Menurut Bapak/Ibu bagimana mutu PAI di SMP LAB UIN Maliki Malang?
Atau Menurut Bapak/Ibu faktor apa saja yang mendukung mutu pendidikan agama Islam?
3)
Pertanyaan tentang pengetahuan;
pertanyaan ini digunakan untuk memperoleh pengetahuan faktual yang dimiliki
responden.[16] Misalnya:
strategi apa yang digunakan bapak selaku pimpinan sekolah dalam meningkatkan
mutu PAI di sekolah
b.
Observasi
Cartwright dan Cartwright
mendinisikan obrvasi sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati
serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.[17] Sedangkan
tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan perilaku objek serta memahaminya
atau bisa juga hanya ingin mengetahui frekuensi suatu kejadian.[18] dari
sini bisa difahami bahwa inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak
dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa
perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung,
dan dapat diukur.
Contohnya, penelitian yang terkait
dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam
di SMP LAB UIN Maliki Malang, maka beberapa hal yang perlu diamati adalah
bagaimana manajemen yang dikembangkan di sekolah tersebut, seperti apa kurikulum
PAI yang diterapkan, program apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan agama Islam, seperti apa output yang dihasilkan dari sekolah
tersebut, bagaimana respon masyarakat terhadap output sekolah tersebut,
bagaimana minat masyarakat terhadap sekolah tersebut apakah selalu mengalami
peningkatan setiap tahunnya, dan seterusnya. Untuk keperluan itu, peneliti
dapat bergabung atau ikut mengambil bagian dalam setiap kegiatan atau program
yang dimiliki oleh sekolah tersebut tanpa mengurangi tujuan utama dari
penelitian yang dilakukan.
c.
Dokumentasi
Gottschalk
menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas
berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik
itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.[19] G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College London,
menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu
yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua
dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga
dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan
surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan
sebagainya.[20] Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat ditarik benang merahnya
bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian,
baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental,
yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.
d.
Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan
data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu
upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi
untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya,
sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa
pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara
subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas
beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan
akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.[21]
5.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian
kualitatif, hendaknya diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara
sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain
agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Oleh karena itu untuk menganalisis
hasil temuan diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Reduksi Data
Merupakan suatu proses pemilihan,
pemusatan perhatian, pengabstraksian dn pentransformasian data kasar dari
lapangan. Fungsi reduksi data untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik.
Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar
valid, ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek
ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih mengatahui.[22]
b.
Penyajian Data
Adalah sekumpulan informasi tesusun
yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik jaringan
dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Dalam proses ini
peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi kategori atau kelompok
satu, kelompok dua, kelompok tiga dan seterusnya.masing-masing kelompok
tersebut menunjukkan tipologi yang ada sesuai dengan rumusan masalah, dalam
proses ini diklasifikasikan berdasarkan tema-tema.[23]
c.
Menarik Kesimpulan Atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan
juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari
data harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya
terjamin.[24]
Berdasarkan uraian diatas, langkah
analisis data dengan pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Koleksi data Displai data
Reduksi
data
Pemaparan
Kesimpulan
(Gambar: Analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman
(1994) )
6.
Temuan
Jika dalam paparan data peneliti
memaparkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan (apa yang terjadi) dan
atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lainnya
(misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman, video dan hasil pengukuran);
maka dalam sub bagian temuan penelitian, peneliti dituntut untuk menyajikan
atau memaparkan apa yang sesungguhnya ada dibalik dari paparan data yang
disajikan. Untuk itu pada bagian temuan penelitian ketajaman analisis peneliti
diperlukan untuk mengungkapkan atau menginterpretasikan informasi yang
terkandung dalam paparan data. Temuan penelitian yang dikemukakan tetap harus
merujuk pada pertanyaan yang dituangkan dalam rumusan masalah atau fokus dan
sub fokus penelitian yang telah disajikan pada bab pendahuluan. Dalam pemaparan
temuan penelitian, peneliti tidak lagi memaparkan data tentang apa yang
dikatakan informan, apa yang diamati atau memaparkan data yang diperoleh dari
dokumen atau pengukuran, melainkan langsung memberikan makna dari apa yang
telah peneliti paparkan dalam paparan data. Hasil temuan ini selanjutnya
menjadi rujukan utama dalam melakukan pembahasan atau diskusi hasil penelitian
ada bab berikutnya.[25]
Berikut adalah contoh penyajian
temuan penelitian dengan judul “Strategi Kepala Sekolah
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Pada Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMA Khadijah Surabaya” Rumusan masalah yang dikemukakan adalah
sebagai berikut: “Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan agama Islam pada rintisan sekolah bertaraf internasional SMA
Khadijah Surabaya?”
Temuan penelitian yang disajikan
oleh peneliti berdasar hasil penelitian atau paparan data sebelumnya adalah
seagai berikut:
Beberapa strategi yang diterapkan
dan diaplikasikan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama
Islam pada rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Khadijah Surabaya adalah
sebagai berikut:[26]
1) Peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan guru dengan cara
mengadakan pelatihan IT dan Bahasa Inggris setiap bulannya, mengadakan sister
school yang bekerjasama dengan ADNI International Islamic School Malaysia
dengan pertukaran guru dan siswa yang bertujuan untuk mengembangkan wawasan
keislaman, memberikan beasiswa bagi guru untuk melanjutkan kuliah S2,
mengadakan kegiatan rutin berupa revitalisasi agama yang berisi tentang kajian
seputar keagamaan serta tentang aswaja (ahlussunnah wal jama’ah) sebagai bagian
dari tujuan yayasan yang berideologi ahlussunnah wal jamaah yang dihadiri oleh
tokoh-tokoh agama serta program family gathering yang diikuti oleh semua guru
dan keluarga, itu semua merupakan sebagian usaha yang rutin dilakukan SMA
Khadijah dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru.
2) peningkatan
materi dan metode dengan cara menerapkan model
kurikulum adaptif yang diadop dan diadaptasi dari kurikulum Depag, Diknas,
Al-Ma’arif, Yayasan, yang diperkaya dengan kurikulum yang mengacu pada negara anggota
OEDC atau negara maju lainnya oleh karena itu sekolah punya program untuk
melakukan workshop kurikulum adaptif yang dilaksanakan setiap awal semester
dengan memberikan berbagai materi mulai dari metode mengajar, strategi
mengajar, menyusun RPP, silabus serta melakukan kegiatan rutin MGMP (musyawarah
guru mata pelajaran) untuk membahas berbagai hal termasuk yang berkaitan dengan
materi dan metode pengajaran.
3) peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara, pengadaan
software tata cara baca al-qur’an, software tata cara taharoh, CD-CD
pembelajaran, Penggunaan LCD dimasing-masing kelas, Menggunakan power poin, al-Qur’an
wibsite, media gambar, media benda seperti boneka, kain dll, soal-soal dalam
bentuk software. Disamping itu juga terdapat beberapa prasarana pendukung
seperti ruang kelas yang dilengkapi dengan IT serta wi-fi, perpustakaan,
masjid, lapangan sekolah yang representatif, lingkungan sekolah yang asri,
ruang TU yang lengkap dengan monitor pemantau CCTV pada setiap ruangan, begitu
pula terdapat diruang kepala sekolah serta berbagai fasilitas pendukung seperti
CCTV dan lainnya.
Untuk menghindari pembaca menjadi jenuh ketika
membaca hasil penelitian yang telah dilakukan maka hasil penelitian bisa di
bagankan seperti contoh dibawah ini:
7.
Pembahasan dan
Penyimpulan
a.
Pembahasan
Pada bagian ini kejelian dan
ketajaman daya fikir peneliti untuk membahas temuan penelitian sangat penting,
sebab pada bagian pembahasan peneliti harus menginterpretasi bagaimana
kedudukan temuan penelitiannya terhadap temuan atau teori sebelumnya. Jika memungkinkan
perlu diungkapkan juga implikasi dari temuan penelitian ini. Pengintegrasian
temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan
jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khazanah ilmu yang
lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian
yang diperoleh dengan teori dan empiris lain yang relevan. Sebab, membandingkan
hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian yang relevan akan
mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil
penelitian. Dengan demikian pembahasan ini akan memberikan makna terhadap
temuan itu sebagai bagian dari temuan yang sudah mapan.[27]
Dengan demikian secara umum tujuan
pembahasan adalah menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan
penelitian itu dicapai, menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan temuan
penelitian kedalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, serta menyusun teori
baru atau modifikasi teori yang telah ada.[28]
b.
Penyimpulan
Penyimpulan atau pembuatan kesimpulan tidak
boleh lepas dari rumusan masalah atau fokus dan sub fokus penelitian dalam
bagian pendahuluan. Pada umumnya banyaknya jumlah pertanyaan dalam rumusan
masalah atau fokus penelitian juga menentukan banyaknya jumlah rumusan
kesimpulan yang harus disajikan. Jadi jika rumusan masalah atau fokus masalah
ada lima buah maka kesimpulannya juga harus sebanyak lima buah. Oleh karena
itu simpulan-simpulan itu hendaknya
disajikan secara berurutan atau diberi nomor. Simpulan nomor satu berarti
menjawab rumusan masalah nomor satu begitu juga seterusnya. Namun perlu
diperhatikan bahwa pada bagian penutup untuk skripsi biasanya hanya berisi
kesimpulan dan saran. Sedangkan untuk tesis dan disertasi berisi kesimpulan,
implikasi, dan saran.
C.
Analisis dan
Diskusi
1.
Analisis
Setiap penelitian, baik penelitian
kualitatif maupun penelitian kuantitatif memiliki ciri khas dan
karakteristiknya masing-masing. Dalam penelitian kualitatif, ada beberapa
bentuk atau jenis penelitian kualitatif yang berbeda satu sama lain dalam arah,
tujuan, kepentingan bahkan hasil akhirnya. karena pada dasarnya setiap jenis
penelitian yang dipilih akan mempengaruhi banyak hal seperti, sudut pandang
terhadap permasalahan yang diangkat, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian
yang diajukan, teknik analisis data, serta hasil penelitian.
Pada prinsipnya metodologi
penelitian kualitatif adalah tangkapan atas perkataan subjek penelitian dalam
bahasanya sendiri. Pengalaman orang diterangkan secara mendalam, menurut makna
kehidupan, pengalaman dan interaksi sosial dari subjek penelitian sendiri.
Dengan demikian peneliti dapat memahami masyarakat menurut pengertian mereka
sendiri. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang membakukan
pengalaman responden kedalam kategori-kategori peneliti baku peneliti sendiri.
Data kualitatif bersifat mendalam
dan rinci, sehingga juga bersifat panjang lebar. Akibatnya analisis data kualitatif
bersifat spesifik, terutama untuk meringkas data dan menyatukannya dalam suatu
alur analisis yang mudah dipahami pihak lain. Sifat data ini berbeda dari data
kuantitatif yang relatif lebih sistematis, terbakukan, dan muda disajikan dalam
format ringkas.
2.
Diskusi
a.
P: Bagaimana
proses pelaksanaan focus group discussion dan apakah ada
standartnya untuk orang yang kita
ajak diskusi?
J: pelaksanaan focus
group discussion dilakukan setelah semua data benar-benar terkumpul dan
sudah memungkinkan untuk didiskusikan. Dan focus group discussion
memiliki standart tersendiri untuk siapa saja yang akan menjadi narasumber atau
anggota focus group discussion terdapat beberapa pertimbangan atau
standart antara lain: 1) memiliki keahlian atau epakaran dalam kasus yang akan
didiskusikan, 2) memiliki pengalaman praktisi dan kepedulianterhadap fokus
masalah, 3)masyarakat awam yang tidak tahu menahu dengan masalah tersebut
namunikut merasakan persoalan yang sebenarnya.
b.
P: Apa perbedaan
antara historical research dengan etnografi dan apakah
itu termasuk pada jenis penelitian ataukah
pendekatan dalam penelitian?
J: historical research, penelitian
yang dilakukan untuk merekonstruksi
kondisi masa lampau secara obyektif ,
sistematis, dan akurat guna merumuskan kesimpulan yang lebih kuat dan akurat. Sedangkan
etnografi: penelitian
dimaksudkan untuk memahami budaya atau
aspek kebudayaan dalam kehidupan sosial
masyarakat. Dan kedua penelitian ini merupakan jenis-jenis (macam-macam)
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
c.
P: Apa bedanya
penelitian kulitatif, literatur, dan studi tokoh?
J: Penelitian
kulitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang menggunakan latar
alamiah dan penelitian kualitatif ini menghasilkan temuan-temuan yang tidak
dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau kuantifikasi
lainnya. Sedangkan penelitian literatur adalah penelitian terhadap suatu
topik yang telah ditulis oleh para peneliti atau ilmuan yang diakui
kepakaranny, kepakarannya diakui bila hasil penelitiannya atau hasil
pemiirannya dipublikasikan jurnal, buku atau yang lainnya. Dan penelitian
studi tokoh adalah penelitian yang yang subyek penelitiannya adalah orang yang masih hidup atau dapat pula yang sudah
tidak ada (meninggal dunia), sepanjang data yang relevan dapat diperoleh oleh
peneliti dari dokumen yang tersedia. Dan pada prinsipnya penelitian literatur
dan studi tokoh merupakan jenis penelitian dari metodologi atau pendekatan
kualitatif.
d.
P: Sebagaimana
kita ketahui bahwa fungsi teori adalah sebagai
pisau analisis ketika menganalisis
sebuah temuan, tetapi pada penerapannya banyak orang yang menggunakan banyak
teori sehingga itu hanya mempertebal laporan penelitiannya saja dan teori-teori
tersebut banyak yang tidak terpakai. Bagaimana caranya supaya teori-teori yang
disajikan itu bisa dipakai semua ketika menganalisis?
J: perlu kita
ketahui bahwa tidak ada batasan untuk kajian pustaka dalam sebuah
penelitian akan tetapi kajian pustaka yang digunakan dalam sebuah penelitian
harus disesuaikan dengan keyword atau batasan masalah yang ada pada suatu
penelitian, sehingga dengan adanya kajian pustaka kita akan lebih mudah untuk
menentukan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara yang kita kembangkan
dari adanya kajian pustaka, sehingga dengan begitu tidak ada kajian pustaka
yang tidak terpakai ketika melakukan analisis data. dan dengan begitu juga kita
akan bisa mengetahui secara jelas apakah temuan kita memberikan kontribusi pada
teori-teori yang sebelumnya ada atau tidak dan jika ada maka perlu dikembangkan
atau diperbaharui lagi teori-teori yang sudah ada tersebut.
e.
P: Ketika tujuan
akhir dari jenis penelitian grounded theory yaitu
untuk menghasilkan teori baru
sesuai dengan hasil penelitian, maka bagaimana korelasi antara grounded
theory dengan kajian pustaka?
J: Perlu
diketahui bahwa grounded theory merupakan jenis penelitian yang melepaskan
teori dan peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Dengan
kata lain, peneliti model grounded bergerak dari data
menuju konsep. Data yang telah diperoleh dianalisis menjadi fakta, dan
dari fakta diinterpretasi menjadi konsep. Jadi prosesnya adalah data menjadi
fakta, dan fakta menjadi konsep. Dengan kata lain peneliti peneliti melepaskan
sikap, pandangan, keberpihakkan pada teori tertentu Sebab, keberpihakkan
semacam itu dikhawatirkan kegagalan peneliti menangkap fenomena atau data yang
diperoleh secara jernih karena sudah dipengaruhi oleh pandangen sebuah teori
yang dibawa. Namun demikian, peneliti grounded theory tetap wajib
memiliki wawasan teoretik mengenai tema yang diteliti, termasuk mengkaji
hasil-hasil penelitian terdahulu. Sebab, bagaiamana seorang peneliti bisa
memahami gejala atau fenomena yang terjadi tanpa memiliki wawasan teoretik mengenai
fenomena tersebut. Karena itu, membaca teori atau konsep terkait dengan
permasalahan penelitian tetap dilakukan oleh peneliti grounded theory.
f.
P: Banyak kita
menemui beberapa permasalahan ketika melakukan
penelitian salah satunya adalah
ketika kita sudah menganalisis hasil temuan ternyata hasil temuan tersebut
tidak sesuai dengan tujuan penelitian dan hal itu terjadi berulang-ulang
sehingga mau tidak mau kita harus melakukan triangulasi data. Bagaimana
seharusnya peneliti menyikapi hal tersebut?
J: Memang benar
dari beberapa proses penelitian, hal yang paling menjenuhkan adalah ketika
peneliti harus berulang kali melakukan analisis data dan triangulasi data
kerena temuan yang dihasilkan tidak sesuai. Oleh sebab itu kejelihan peneliti
dan ketekunan peneliti mutlak dibutuhkan dan peneliti tidak boleh puas terhadap
data yang itu-itu saja karena kejenuhannya dalam meneliti, akan tetapi peneliti
mau tidak mau harus tetap mengumpulkan data sampai peneliti benar-benar
menemukan kejenuhan data (data yang diperoleh tetap sama dengan data-data
sebelumnya).
g.
P: Apakah kita
bisa menggunakan wacana sebagai sebuah landasan
dalam melakukan penelitian ataukah
hanya kajian teori (pustaka) saja yang dapat kita jadikan sebagai landasan
dalam melakukan penelitian?
J: Pada prinsipnya
boleh-boleh saja kita menggunakan wacana sebagai landasan penelitian karena
pada dasarnya penelitian kualitatif tidak menguji kebenaran sebuah teori
sebagaimana penelitian kuantitatif sehingga pada penelitian kuantitatif, teori
yang digunakan harus teori yang sudah teruji kebenarannya oleh karena itu dalam
penelitian kuantitatif hanya menggunakan beberapa kajian teori saja. Sedangkan
pada penelitian kualitatif, kajian pustaka dijadikan sebagai usaha untuk
mengembangkan sebuah teori atau memperoleh pemahaman tentang makna dari segala
sesuatu sehingga wacanapun bisa dijadikan landasan untuk melakukan penelitian.
h.
P: Bagaimana
penggunaan analisis data dan triangulasi data?
J: analisis data
digunakan setelah data telah terkumpulkan dimana data yang sudah terkumpul
kemudian dilakukan reduksi data (pemilihan data, pengelompokan data), data yang
sesuai dengan tujuan penelitian digunakan dalam menganalisis dan data yang
tidak sesuai (tidak penting) dihilangkan. Selanjutnya hasil dari proses reduksi
data tersebut disajikan dalam penyajian data yang selanjutnya data tersebut
bisa dipahami untuk ditarik sebuah kesimpulan atau verifikasi. dan ketika peneliti
meragukan hasil temuannya maka peneliti bisa melakukan triangulasi data dengan
cara mengecek hasil temuannya. Misalnya dari hasil wawancara seorang kepala
sekolah menyebutkan jika mutu PAI di sekolah yang dipimpin adalah bagus karena
banyak menjuarai lomba internasional tetapi setelah dilakukan observasi dan
dokumentasi ternyata perkataan kepala sekolah tersebut tidak bisa dibuktikan.
Maka bisa dilakukan triangulasi (pengecekan keabsahan temuan) dengan cara hasil
wawancara kepala sekolah dicek lagi dengan melakukan wawancara kepada waka
kurikulum, yang kemudian dalam trianggulasi data pengecekan data semacam ini
disebut dengan triangulasi sumber data. Atau bisa juga mengkroscek hasil
wawancara dengan obsevasi atau dokumentasi, yang kemudian dalam triangulasi
data disebut dengan triangulasi metode. Dan perlu diketahui bahwa analisis data
dan triangulasi data harus dilakukan selama proses penelitian berlangsung
hingga pada penulisan laporan penelitian. Untuk menghasilkan temuan-temuan yang
tidak lagi diragukan kebenarannya (validitasnya).
DAFTAR RUJUKAN
Basrowi dan
Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Herdiansyah., Haris . 2009. Metodelogi
Penelitian Kualitatif Seni Dalam
Memahami Fenomena Sosial. Yogyakarta: greentea publishing
Herdiansyah ,Haris. 2010. Metodelogi
Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Louis, Gottschalk. Understanding
History; A Primer of Historical Method terjemahan Nugroho Notosusanto. 1998. Jakarta: UI Press
Rahardjo, Mudjia. Fungsi Teori dan
State of the Arts dalam Penelitian dalam http://www.blogspot.com,
diakses 11 Maret 2012
Rahardjo, Mudjia. Metode Pengumpulan Data
Penelitian Kualitatif dalam http://www.blogspot.com, diakses 11 Maret
2012
Renier, G.J. 1997. History
its Purpose and Method terjemahan Muin Umar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sa’idah, Ratnatus. 2011. “Strategi
Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Pada Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMA Khadijah Surabaya”, Skripsi, Fakultas
tarbiyah UIN MALIKI Malang
Universitas
Negeri Malang (UM). 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Keempat. Malang: UM
Wahidmurni, 2008, Cara Mudah
Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif (Skripsi, Disertasi dan
Tesis) Malang: UM Press
[1] Straus, Anseirn dan Juliet Corbin, Basicsof
Qualitative Research: Gerounded Theory Procedures and Techniques. Dalam Basrowi
dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif , (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hlm. 1
[2] Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal
dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Skripsi, Disertasi dan Tesis) (Malang:
UM Press, 2008), hlm. 5-7
[3]
Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian
Kualitatif Seni Dalam Memahami Fenomena Sosial, (Yogyakarta: greentea
publishing, 2009), hlm. 64-65
[4]
Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian
Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm.66-67
[5]
Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian
Kualitatif Seni Dalam Memahami Fenomena Sosial,... hlm. 70
[6]
Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian
Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm.
75
[7]
Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian
Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm.76
[8]
Mudjia Rahardjo, Fungsi Teori dan State of the Arts dalam Penelitian
(http://www.blogspot.com,
diakses 11 Maret 2012)
[9]Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan
Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Skripsi, Disertasi dan Tesis)...hlm. 28
[11] I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan
Penelitian, Skripsi dan Tesis (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006), hlm. 23
[12]
I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan
Penelitian, Skripsi dan Tesis,... hlm. 37
[13] Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian
Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007), hlm. 186
[14] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian
Kualitatif ,... hlm. 131
[15] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian
Kualitatif ,... hlm. 131-132
[16] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian
Kualitatif ,... hlm. 132
[17] Cartwright, CA & Cartwright, GP, Developing
Observation Skill. Dalam Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian
Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm..
131
[18] I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan
Penelitian, Skripsi dan Tesis,... Hlm. 37
[19] Gottschalk, Louis. Understanding History; A Primer of
Historical Method (terjemahan Nugroho Notosusanto). (Jakarta: UI Press.1998), hlm.
127
[20] G.J. Renier, 1997. History
its Purpose and Method (terjemahan Muin Umar). (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.1997), hlm.
104
[21] Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian
Kualitatif (http://www.blogspot.com,
diakses 11 Maret 2012)
[22] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian
Kualitatif ,... hlm. 209
[23] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian
Kualitatif ,... hlm. 209-210
[24] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian
Kualitatif ,... hlm. 210
[25] Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal
dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Skripsi, Disertasi dan Tesis),... hlm. 67-668
[26]
Ratnatus Sa’idah, “Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama
Islam Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA Khadijah Surabaya”, Skripsi, Fakultas
tarbiyah UIN MALIKI Malang, 2011, hlm. 120-132
[27] Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal
dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Skripsi, Disertasi dan Tesis),... hlm.
69
[28] Universitas Negeri Malang (UM), pedoman
penulisan karya ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, artikel, makalah, laporan
penelitian, edisi keempat (Malang: UM, 2000), hlm. 45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar