Kamis, 23 Agustus 2012

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

A.    Pendahuluan
Untuk menghasilkan penelitian yang inovatif, banyak hal yang perlu kita perhatikan yaitu sebelum pelaksanaan penelitian, saat penelitian sampai pada penulisan hasil penelitian. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, rencana penelitian, proses penelitian dan penulisan hasil penelitian harus menjadi fokus utama penelitian.
Berbagai tahapan dalam penelitian perlu kita cermati mulai dari ide penelitian, jenis  penelitian yang kita pilih, sampel yang diambil, proses pengambilan data, cara menganalisa data selama proses penelitian, metode dalam menganalisa data sampai pada pengambilan kesimpulan hasil penelitian.
Analisis data dianggap sebagai kunci utama dalam suatu penelitian, karena dengan cara menganalisis data yang benar dan sesuai, kita dapat menuangkan hasil penelitian sebagai suatu laporan ilmiah yang dapat diambil manfaatnya. Oleh karena itu peneliti harus mengetahui segala teori-teori yang berkaiatan dengan analisis data agar dapat melakukan penelitian sesuai yang mereka inginkan.
Untuk dapat melakukan penelitian yang memiliki hasil yang maksimal maka seorang peneliti harus memiliki beberapa pengetahuan tentang berbagai macam pendekatan dan jenis dalam suatu penelitian. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa hal yang terkait dengan metodologi penelitian kualitatif dengan pokok bahasan tentang pengertian penelitian kualitatif, jenis-jenis penelitian kualitatif, fungsi teori, cara pembuatan data, analisis data, temuan penelitian, pembahasan dan penyimpulan.  

B.     Penelitian Kualitatif
1.    Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan.[1] Sedangkan Wahidmurni menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap gejala secara holistik-konstektual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai istrumen (alat pengumpul data). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Sebagai contoh, ketika kita melihat orang menangis, secara langsung kebanyakan orang akan mengatakan bahwa ia sedih, apakah memang benar demikian?. Memang secara kuantitatif, kebanyakan orang menangis dikarenakan kesedihan, namun orang kualitatif masih mempertanyakan mengapa is menangis?, boleh jadi ia menangis karena terlalu bahagia, karena baru dilamar pujaan hatinya atau ia baru diterima bekerja dan sebagainya.[2] Berdasarkan pengertian diatas pendekatan kualitatif merupakan suatu penerapan pendekatan alamiah pada pengkajian suatu masalah yang berkaitan dengan individu, fenomenal, simbol-simbol, dokumen-dokumen, dan gejala-gejala sosial.

2.    Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda. Setidaknya ada enam jenis penelitian kualitatif, diantaranya adalah:
a.    Biografi, merupakan tsudi terhadap seseorang atau individu yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti yang bersangkutan. Biografi bisa disusun berdasarkan kepada dokumen atau materi lainnya dalam konteks tertentu. Artinya, dalam model biografi, subjek penelitian dapat berupa orang yang masih hidup atau dapat pula yang sudah tidak ada (meninggal dunia), sepanjang data yang relevan dapat diperoleh oleh peneliti dari dokumen yang tersedia. Dalam model biografi, hal yang menjadi fokus penelitian adalah kehidupan secara keseluruhan atau beberapa fase kehidupan dari seroang individu yang dianggap unik, khas menarik, atau luar biasa. Sehingga sangat layak untuk diangkat menjadi suatu penelitian kualitatif.[3]          
b.    Fenomenologi, berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh individu hingga tataran “keyakinan” individu yang bersangkutan. Penelitian fenomenologi berusaha untuk mencari arti secara psikologis dari suatu pengalaman individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang mendalam dalam konteks kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti. Perlu kiranya diingat bahwa dalam melakukan persiapan yang matang dan komprehansif, bukan hanya kepada subjek penelitian semata, tetapi juga peneliti harus mendapatkan akses untuk menacapai situasi dan tempat yang akan diteliti karena inti dari fenomenologi adalah adanya keterkaitan antara subjek, lokasi, fenomena yang alami. Jika salah satu dari ketiga faktor tersebut tidak dipersiapkan dengan baik, maka hasil yang didapatkan dari penelitian dengan model fenomenologi tidak optimal.[4]    
c.    Grounded theory, jenis ini dikhususkan untuk menemukan atau menghasilkan teori dari sutau fenomena yang berkaitan dengan situasi tertentu. Situasi yang dimaksud adalah suatu keadaan ketika individu (subjek penelitian) berinteraksi langsung, mengambil bagian dan melebur berproses menjadi sau terhadap suatu fenomena. Grounded theory adalah suatu model dalam penelitian kualitatif dan yang bersifat konseptual atau teori sebagai hasil pemikiran induktif, bukan hasil pengembangan teori yang telah ada.[5]
d.   Etnografi, merupakan suatu studi atau penelitian yang difokuskan pada penjelasan deskriptif dan interpretasi terhadap budaya dan sistem sosial suatu kelompok atau suatu masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penghayatan langsung terhadap kelompok aatau masyarakat yang diteliti. Peneliti memfokuskan penelitiannya pada kelompok atau suatu masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap kelompok yang bersangkutan.[6] 
e.    Studi kasus, adalah suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. Secara mendalam studi kasus merupakan suatu model yang bersifat komprehansif, intens, terperinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang bersifat kontemporer.[7] 
Untuk lebih detailnya berikut uraian ringkas tentang masing-masing jenis penelitian tersebut:

Dimensi
Biografi
Fenomenologi
Grounded Theory
Etnografi
Studi Kasus
Fokus
Melakukan eksplorasi terhadap kehidupan individu yang dianggap unik dan khas
Memahami inti dari pengalaman idividuyang berkaitan dengan suatu fenomena tertentu
Menemukan suatu teori berdasarkan data yang diperoleh langsung dilapangan
Memberikan gambaran dan melakukan interpretasi dari suatu budaya dan kelompok sosial
Mengembangkan analisis yang mendalam dari suatu kasus tunggal atau kasus jamak
Asal Disiplin Keilmuan
·    Antropologi
·    Sejarah
·    Psikologi
·    Sosiologi
·    Filsafat
·    Sosiologi
·    Psikologi

·    Sosiologi
·    Antropologi budaya
·    Sosiologi

·    Ilmu politik
·    Sosiologi
·    Psokologi
·    Antropologi
Metode Pengumpulan
Data
Wawancara primer dan studi dokumentasi

Wawancara mendalam dengan banyak subyek (lebih dari 10 subyek)
Wawancara dengan banyak subyek (lebih dari 20-30 subyek) untuk menetapkan kategori dan teori secara lebih detail
Observasi dan wawancara primer dilapangan dengan dengan rentang waktu yang relatif lama
Dapat dengan banyak metode seperti wawancara, observasi, dokumentasi, studi arsip, pemeriksaan fisik, dll
Metode Analisis Data
·    Model bercerita
·    Analisis sejarah
·    Analisis pertanyaan
·    Analisis arti
·    Deskripsi umum suatu pengalaman
·    Open conding
·    Axial conding
·    Selective conding
·    Conditional matrix
·    Deskripsi
·    Analisis
·    Interpretasi

·    Analisis deskripsi
·    Analisis tema
·    Asersi
Bentuk Narasi
Gambaran detail dan spesifik dari kehidupan individu
Deskripsi inti atau dasar dari suatu pengalaman
Teori atau model teoretis
Deskripsi perilaku berbudaya dari suatu kelompok atau individu
Studi mendalamdari kasus tunggal atau jamak.


Tabel: Perbandingan Antara Kelima Jenis Penelitian Model (Creswell,1998)


3.    Fungsi Teori
Metode penelitian kualitatif berangkat dari lapangan dengan melihat fenomena atau gejala yang terjadi untuk selanjutnya menghasilkan atau mengembangkan teori. Jika dalam metode penelitian kuantitatif teori berwujud dalam bentuk hipotesis atau definisi, maka dalam metode penelitian kualitatif teori berbentuk pola (pattern) atau generalisasi naturalistik (naturalistic generalization). Karena itu, pola dari suatu fenomena bisa dianggap sebagai sebuah teori.  Kalau begitu apa fungsi teori dalam metode penelitian kualitatif?[8] Teori dipakai sebagai bahan pisau analisis temuan penelitian pada bagian pembahasan atau diskusi hasil penelitian (pada umumnya di bab V dari laporan penelitian).[9]
Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi untuk bisa memaknai persoalan. Memang teori  bukan satu-satunya alat atau bahan untuk melihat persoalan yang diteliti. Pengalaman atau pengetahuan peneliti sebelumnya yang diperoleh lewat pembacaan literatur, mengikuti diskusi ilmiah, seminar atau konferensi, ceramah dan sebagainya bisa dipakai sebagai bahan tambahan untuk memahami persoalan secara lebih mendalam. Teori dipakai sebagai informasi pembanding atau tambahan untuk melihat gejala yang diteliti secara lebih utuh. Karena tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami gejala atau persoalan tidak dalam konteks mencari penyebab atau akibat dari sebuah persoalan lewat variabel yang ada melainkan untuk memahami gejala secara komprehensif, maka berbagai informasi mengenai persoalan yang diteliti wajib diperoleh. Informasi dimaksud termasuk dari hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai persoalan yang sama atau mirip.[10]
Misalnya, jika seorang mahasiswa program Magister Pendidikan Agama Islam hendak melakukan penlitian mengenai implementasi pendidikan agama Islam di SMAN 1 Malang, maka informasi dari mana saja, lebih-lebih dari hasil penelitian sebelumnya yang mirip dengan tema tersebut, wajib dikumpulkan. Informasi itu tidak saja dipakai sebagai bahan perbandingan untuk memahami persoalan yang diteliti, tetapi juga untuk menegaskan bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi dari penelitian sebelumnya. Sebabhal itu dianggap tidak memberikan kontribusi apa-apa dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Sementara itu I Made Wirartha menyebutkan beberapa fungsi teori diantaranya adalah sebagai berikut:
a.    Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti sehingga dapat melakukan kontrol
b.    Menegaskan kerangka teoritis yang menjadi landasan jalan pemikiran penelitian
c.    Mempertajam konsep-konsep yang dipergunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesisnya
d.   Menghindari terjadinya pengulangan penelitian demi penghematan waktu, tenaga dan biaya[11]

4.    Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data, diantara adalah sebagai berikut:
a.    Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi.[12] Yaitu melalui percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[13] Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur, tidak terstruktur, langsung ataupun tidak langsung. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang tidak dapat diamati atau tidak dapat diperoleh dengan alat lain. Contoh dari bentuk pertanyaan yang digunakan dalam melakukan wawancara adalah sebagai berikut:
1)   Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman; pertanyaan ini ditujukan untuk mendeskripsikan pengalaman.[14] Misalnya: Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjabat sebagai kepala SMP LAB UIN Maliki Malang atau sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMP LAB UIN Maliki Malang?    
2)   Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat; pertanyaan ini ditujukan untuk memberikan gambaran pada kita mengenai hal yang dipikirkan tentang sesuatu.[15] Misalnya: Menurut Bapak/Ibu bagimana mutu PAI di SMP LAB UIN Maliki Malang? Atau Menurut Bapak/Ibu faktor apa saja yang mendukung  mutu pendidikan agama Islam?
3)   Pertanyaan tentang pengetahuan; pertanyaan ini digunakan untuk memperoleh pengetahuan faktual yang dimiliki responden.[16] Misalnya: strategi apa yang digunakan bapak selaku pimpinan sekolah dalam meningkatkan mutu PAI di sekolah
b.    Observasi
Cartwright dan Cartwright mendinisikan obrvasi sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.[17] Sedangkan tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan perilaku objek serta memahaminya atau bisa juga hanya ingin mengetahui frekuensi suatu kejadian.[18] dari sini bisa difahami bahwa inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur. 
Contohnya, penelitian yang terkait dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SMP LAB UIN Maliki Malang, maka beberapa hal yang perlu diamati adalah bagaimana manajemen yang dikembangkan di sekolah tersebut, seperti apa kurikulum PAI yang diterapkan, program apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, seperti apa output yang dihasilkan dari sekolah tersebut, bagaimana respon masyarakat terhadap output sekolah tersebut, bagaimana minat masyarakat terhadap sekolah tersebut apakah selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, dan seterusnya. Untuk keperluan itu, peneliti dapat bergabung atau ikut mengambil bagian dalam setiap kegiatan atau program yang dimiliki oleh sekolah tersebut tanpa mengurangi tujuan utama dari penelitian yang dilakukan.   
c.    Dokumentasi
Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.[19] G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College London, menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan sebagainya.[20] Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.
d.   Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya  menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.[21]

5.    Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, hendaknya diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Oleh karena itu untuk menganalisis hasil temuan diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Reduksi Data
Merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dn pentransformasian data kasar dari lapangan. Fungsi reduksi data untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik. Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar valid, ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih mengatahui.[22]
b.    Penyajian Data
Adalah sekumpulan informasi tesusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca  dan menarik kesimpulan. Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi kategori atau kelompok satu, kelompok dua, kelompok tiga dan seterusnya.masing-masing kelompok tersebut menunjukkan tipologi yang ada sesuai dengan rumusan masalah, dalam proses ini diklasifikasikan berdasarkan tema-tema.[23]

c.    Menarik Kesimpulan Atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.[24]
Berdasarkan uraian diatas, langkah analisis data dengan pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
                               Koleksi data                     Displai data


Reduksi
   data


Pemaparan
Kesimpulan

(Gambar: Analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman (1994) )

6.    Temuan                                        
Jika dalam paparan data peneliti memaparkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan (apa yang terjadi) dan atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman, video dan hasil pengukuran); maka dalam sub bagian temuan penelitian, peneliti dituntut untuk menyajikan atau memaparkan apa yang sesungguhnya ada dibalik dari paparan data yang disajikan. Untuk itu pada bagian temuan penelitian ketajaman analisis peneliti diperlukan untuk mengungkapkan atau menginterpretasikan informasi yang terkandung dalam paparan data. Temuan penelitian yang dikemukakan tetap harus merujuk pada pertanyaan yang dituangkan dalam rumusan masalah atau fokus dan sub fokus penelitian yang telah disajikan pada bab pendahuluan. Dalam pemaparan temuan penelitian, peneliti tidak lagi memaparkan data tentang apa yang dikatakan informan, apa yang diamati atau memaparkan data yang diperoleh dari dokumen atau pengukuran, melainkan langsung memberikan makna dari apa yang telah peneliti paparkan dalam paparan data. Hasil temuan ini selanjutnya menjadi rujukan utama dalam melakukan pembahasan atau diskusi hasil penelitian ada bab berikutnya.[25]      
Berikut adalah contoh penyajian temuan penelitian dengan judul “Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA Khadijah Surabaya” Rumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut: “Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam pada rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Khadijah Surabaya?”
Temuan penelitian yang disajikan oleh peneliti berdasar hasil penelitian atau paparan data sebelumnya adalah seagai berikut:
Beberapa strategi yang diterapkan dan diaplikasikan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam pada rintisan sekolah bertaraf internasional SMA Khadijah Surabaya adalah sebagai berikut:[26]
1) Peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan guru dengan cara mengadakan pelatihan IT dan Bahasa Inggris setiap bulannya, mengadakan sister school yang bekerjasama dengan ADNI International Islamic School Malaysia dengan pertukaran guru dan siswa yang bertujuan untuk mengembangkan wawasan keislaman, memberikan beasiswa bagi guru untuk melanjutkan kuliah S2, mengadakan kegiatan rutin berupa revitalisasi agama yang berisi tentang kajian seputar keagamaan serta tentang aswaja (ahlussunnah wal jama’ah) sebagai bagian dari tujuan yayasan yang berideologi ahlussunnah wal jamaah yang dihadiri oleh tokoh-tokoh agama serta program family gathering yang diikuti oleh semua guru dan keluarga, itu semua merupakan sebagian usaha yang rutin dilakukan SMA Khadijah dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru.
2) peningkatan materi dan metode dengan cara menerapkan model kurikulum adaptif yang diadop dan diadaptasi dari kurikulum Depag, Diknas, Al-Ma’arif, Yayasan, yang diperkaya dengan kurikulum yang mengacu pada negara anggota OEDC atau negara maju lainnya oleh karena itu sekolah punya program untuk melakukan workshop kurikulum adaptif yang dilaksanakan setiap awal semester dengan memberikan berbagai materi mulai dari metode mengajar, strategi mengajar, menyusun RPP, silabus serta melakukan kegiatan rutin MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) untuk membahas berbagai hal termasuk yang berkaitan dengan materi dan metode pengajaran.
3) peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara, pengadaan software tata cara baca al-qur’an, software tata cara taharoh, CD-CD pembelajaran, Penggunaan LCD dimasing-masing kelas, Menggunakan power poin, al-Qur’an wibsite, media gambar, media benda seperti boneka, kain dll, soal-soal dalam bentuk software. Disamping itu juga terdapat beberapa prasarana pendukung seperti ruang kelas yang dilengkapi dengan IT serta wi-fi, perpustakaan, masjid, lapangan sekolah yang representatif, lingkungan sekolah yang asri, ruang TU yang lengkap dengan monitor pemantau CCTV pada setiap ruangan, begitu pula terdapat diruang kepala sekolah serta berbagai fasilitas pendukung seperti CCTV dan lainnya.
Untuk menghindari pembaca menjadi jenuh ketika membaca hasil penelitian yang telah dilakukan maka hasil penelitian bisa di bagankan seperti contoh dibawah ini:





Text Box: 125
 









7.    Pembahasan dan Penyimpulan
a.    Pembahasan
Pada bagian ini kejelian dan ketajaman daya fikir peneliti untuk membahas temuan penelitian sangat penting, sebab pada bagian pembahasan peneliti harus menginterpretasi bagaimana kedudukan temuan penelitiannya terhadap temuan atau teori sebelumnya. Jika memungkinkan perlu diungkapkan juga implikasi dari temuan penelitian ini. Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khazanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan empiris lain yang relevan. Sebab, membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian. Dengan demikian pembahasan ini akan memberikan makna terhadap temuan itu sebagai bagian dari temuan yang sudah mapan.[27]        
Dengan demikian secara umum tujuan pembahasan adalah menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai, menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan temuan penelitian kedalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, serta menyusun teori baru atau modifikasi teori yang telah ada.[28]
b.      Penyimpulan
Penyimpulan atau pembuatan kesimpulan tidak boleh lepas dari rumusan masalah atau fokus dan sub fokus penelitian dalam bagian pendahuluan. Pada umumnya banyaknya jumlah pertanyaan dalam rumusan masalah atau fokus penelitian juga menentukan banyaknya jumlah rumusan kesimpulan yang harus disajikan. Jadi jika rumusan masalah atau fokus masalah ada lima buah maka kesimpulannya juga harus sebanyak lima buah. Oleh karena itu  simpulan-simpulan itu hendaknya disajikan secara berurutan atau diberi nomor. Simpulan nomor satu berarti menjawab rumusan masalah nomor satu begitu juga seterusnya. Namun perlu diperhatikan bahwa pada bagian penutup untuk skripsi biasanya hanya berisi kesimpulan dan saran. Sedangkan untuk tesis dan disertasi berisi kesimpulan, implikasi, dan saran.        

C.    Analisis dan Diskusi
1.    Analisis
Setiap penelitian, baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif memiliki ciri khas dan karakteristiknya masing-masing. Dalam penelitian kualitatif, ada beberapa bentuk atau jenis penelitian kualitatif yang berbeda satu sama lain dalam arah, tujuan, kepentingan bahkan hasil akhirnya. karena pada dasarnya setiap jenis penelitian yang dipilih akan mempengaruhi banyak hal seperti, sudut pandang terhadap permasalahan yang diangkat, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian yang diajukan, teknik analisis data, serta hasil penelitian.
Pada prinsipnya metodologi penelitian kualitatif adalah tangkapan atas perkataan subjek penelitian dalam bahasanya sendiri. Pengalaman orang diterangkan secara mendalam, menurut makna kehidupan, pengalaman dan interaksi sosial dari subjek penelitian sendiri. Dengan demikian peneliti dapat memahami masyarakat menurut pengertian mereka sendiri. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang membakukan pengalaman responden kedalam kategori-kategori peneliti baku peneliti sendiri.
Data kualitatif bersifat mendalam dan rinci, sehingga juga bersifat panjang lebar. Akibatnya analisis data kualitatif bersifat spesifik, terutama untuk meringkas data dan menyatukannya dalam suatu alur analisis yang mudah dipahami pihak lain. Sifat data ini berbeda dari data kuantitatif yang relatif lebih sistematis, terbakukan, dan muda disajikan dalam format ringkas.   

2.    Diskusi
a.    P: Bagaimana proses pelaksanaan focus group discussion dan apakah ada
standartnya untuk orang yang kita ajak diskusi?
J: pelaksanaan focus group discussion dilakukan setelah semua data benar-benar terkumpul dan sudah memungkinkan untuk didiskusikan. Dan focus group discussion memiliki standart tersendiri untuk siapa saja yang akan menjadi narasumber atau anggota focus group discussion terdapat beberapa pertimbangan atau standart antara lain: 1) memiliki keahlian atau epakaran dalam kasus yang akan didiskusikan, 2) memiliki pengalaman praktisi dan kepedulianterhadap fokus masalah, 3)masyarakat awam yang tidak tahu menahu dengan masalah tersebut namunikut merasakan persoalan yang sebenarnya.
b.    P: Apa perbedaan antara historical research dengan etnografi dan apakah
    itu termasuk pada jenis penelitian ataukah pendekatan dalam penelitian?
J: historical research, penelitian yang dilakukan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara  obyektif , sistematis, dan akurat guna merumuskan kesimpulan yang lebih kuat dan akurat. Sedangkan etnografi: penelitian dimaksudkan untuk memahami budaya atau aspek kebudayaan  dalam kehidupan sosial masyarakat. Dan kedua penelitian ini merupakan jenis-jenis (macam-macam) penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
c.    P: Apa bedanya penelitian kulitatif, literatur, dan studi tokoh?
J: Penelitian kulitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang menggunakan latar alamiah dan penelitian kualitatif ini menghasilkan temuan-temuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau kuantifikasi lainnya. Sedangkan penelitian literatur adalah penelitian terhadap suatu topik yang telah ditulis oleh para peneliti atau ilmuan yang diakui kepakaranny, kepakarannya diakui bila hasil penelitiannya atau hasil pemiirannya dipublikasikan jurnal, buku atau yang lainnya. Dan penelitian studi tokoh adalah penelitian yang yang subyek penelitiannya adalah orang yang masih hidup atau dapat pula yang sudah tidak ada (meninggal dunia), sepanjang data yang relevan dapat diperoleh oleh peneliti dari dokumen yang tersedia. Dan pada prinsipnya penelitian literatur dan studi tokoh merupakan jenis penelitian dari metodologi atau pendekatan kualitatif.
d.   P: Sebagaimana kita ketahui bahwa fungsi teori adalah sebagai
pisau analisis ketika menganalisis sebuah temuan, tetapi pada penerapannya banyak orang yang menggunakan banyak teori sehingga itu hanya mempertebal laporan penelitiannya saja dan teori-teori tersebut banyak yang tidak terpakai. Bagaimana caranya supaya teori-teori yang disajikan itu bisa dipakai semua ketika menganalisis?
J: perlu kita ketahui bahwa tidak ada batasan untuk kajian pustaka dalam sebuah penelitian akan tetapi kajian pustaka yang digunakan dalam sebuah penelitian harus disesuaikan dengan keyword atau batasan masalah yang ada pada suatu penelitian, sehingga dengan adanya kajian pustaka kita akan lebih mudah untuk menentukan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara yang kita kembangkan dari adanya kajian pustaka, sehingga dengan begitu tidak ada kajian pustaka yang tidak terpakai ketika melakukan analisis data. dan dengan begitu juga kita akan bisa mengetahui secara jelas apakah temuan kita memberikan kontribusi pada teori-teori yang sebelumnya ada atau tidak dan jika ada maka perlu dikembangkan atau diperbaharui lagi teori-teori yang sudah ada tersebut.
e.    P: Ketika tujuan akhir dari jenis penelitian grounded theory yaitu
untuk menghasilkan teori baru sesuai dengan hasil penelitian, maka bagaimana korelasi antara grounded theory dengan kajian pustaka?
J: Perlu diketahui bahwa grounded theory merupakan jenis penelitian yang melepaskan teori dan peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Dengan kata lain,  peneliti  model grounded bergerak dari data menuju  konsep. Data yang telah diperoleh dianalisis menjadi fakta, dan dari fakta diinterpretasi menjadi konsep. Jadi prosesnya adalah data menjadi fakta, dan fakta menjadi konsep. Dengan kata lain peneliti peneliti melepaskan sikap, pandangan, keberpihakkan pada teori tertentu Sebab, keberpihakkan semacam itu dikhawatirkan kegagalan peneliti menangkap fenomena atau data yang diperoleh secara jernih karena sudah dipengaruhi oleh pandangen sebuah teori yang dibawa. Namun demikian, peneliti grounded theory tetap wajib memiliki wawasan teoretik mengenai tema yang diteliti, termasuk mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu. Sebab, bagaiamana seorang peneliti bisa memahami gejala atau fenomena yang terjadi tanpa memiliki wawasan teoretik mengenai fenomena tersebut. Karena itu, membaca teori atau konsep terkait dengan permasalahan penelitian tetap dilakukan  oleh peneliti grounded theory.
f.     P: Banyak kita menemui beberapa permasalahan ketika melakukan
penelitian salah satunya adalah ketika kita sudah menganalisis hasil temuan ternyata hasil temuan tersebut tidak sesuai dengan tujuan penelitian dan hal itu terjadi berulang-ulang sehingga mau tidak mau kita harus melakukan triangulasi data. Bagaimana seharusnya peneliti menyikapi hal tersebut?
J: Memang benar dari beberapa proses penelitian, hal yang paling menjenuhkan adalah ketika peneliti harus berulang kali melakukan analisis data dan triangulasi data kerena temuan yang dihasilkan tidak sesuai. Oleh sebab itu kejelihan peneliti dan ketekunan peneliti mutlak dibutuhkan dan peneliti tidak boleh puas terhadap data yang itu-itu saja karena kejenuhannya dalam meneliti, akan tetapi peneliti mau tidak mau harus tetap mengumpulkan data sampai peneliti benar-benar menemukan kejenuhan data (data yang diperoleh tetap sama dengan data-data sebelumnya).  
g.    P: Apakah kita bisa menggunakan wacana sebagai sebuah landasan
dalam melakukan penelitian ataukah hanya kajian teori (pustaka) saja yang dapat kita jadikan sebagai landasan dalam melakukan penelitian?
J: Pada prinsipnya boleh-boleh saja kita menggunakan wacana sebagai landasan penelitian karena pada dasarnya penelitian kualitatif tidak menguji kebenaran sebuah teori sebagaimana penelitian kuantitatif sehingga pada penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus teori yang sudah teruji kebenarannya oleh karena itu dalam penelitian kuantitatif hanya menggunakan beberapa kajian teori saja. Sedangkan pada penelitian kualitatif, kajian pustaka dijadikan sebagai usaha untuk mengembangkan sebuah teori atau memperoleh pemahaman tentang makna dari segala sesuatu sehingga wacanapun bisa dijadikan landasan untuk melakukan penelitian.  
h.    P: Bagaimana penggunaan analisis data dan triangulasi data?
J: analisis data digunakan setelah data telah terkumpulkan dimana data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan reduksi data (pemilihan data, pengelompokan data), data yang sesuai dengan tujuan penelitian digunakan dalam menganalisis dan data yang tidak sesuai (tidak penting) dihilangkan. Selanjutnya hasil dari proses reduksi data tersebut disajikan dalam penyajian data yang selanjutnya data tersebut bisa dipahami untuk ditarik sebuah kesimpulan atau verifikasi. dan ketika peneliti meragukan hasil temuannya maka peneliti bisa melakukan triangulasi data dengan cara mengecek hasil temuannya. Misalnya dari hasil wawancara seorang kepala sekolah menyebutkan jika mutu PAI di sekolah yang dipimpin adalah bagus karena banyak menjuarai lomba internasional tetapi setelah dilakukan observasi dan dokumentasi ternyata perkataan kepala sekolah tersebut tidak bisa dibuktikan. Maka bisa dilakukan triangulasi (pengecekan keabsahan temuan) dengan cara hasil wawancara kepala sekolah dicek lagi dengan melakukan wawancara kepada waka kurikulum, yang kemudian dalam trianggulasi data pengecekan data semacam ini disebut dengan triangulasi sumber data. Atau bisa juga mengkroscek hasil wawancara dengan obsevasi atau dokumentasi, yang kemudian dalam triangulasi data disebut dengan triangulasi metode. Dan perlu diketahui bahwa analisis data dan triangulasi data harus dilakukan selama proses penelitian berlangsung hingga pada penulisan laporan penelitian. Untuk menghasilkan temuan-temuan yang tidak lagi diragukan kebenarannya (validitasnya).  























DAFTAR RUJUKAN

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Herdiansyah., Haris . 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif  Seni Dalam Memahami Fenomena Sosial. Yogyakarta: greentea publishing

Herdiansyah ,Haris. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Louis, Gottschalk. Understanding History; A Primer of Historical Method terjemahan Nugroho Notosusanto. 1998. Jakarta: UI Press

Rahardjo, Mudjia. Fungsi Teori dan State of the Arts dalam Penelitian dalam http://www.blogspot.com, diakses 11 Maret 2012

Rahardjo, Mudjia.  Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif  dalam http://www.blogspot.com, diakses 11 Maret 2012

Renier, G.J. 1997. History its Purpose and Method terjemahan Muin Umar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sa’idah, Ratnatus. 2011. “Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA Khadijah Surabaya”, Skripsi, Fakultas tarbiyah UIN MALIKI Malang
Universitas Negeri Malang (UM). 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Keempat. Malang: UM
Wahidmurni, 2008, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif  (Skripsi, Disertasi dan Tesis) Malang: UM Press



[1] Straus, Anseirn dan Juliet Corbin, Basicsof Qualitative Research: Gerounded Theory Procedures and Techniques. Dalam Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif , (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 1
[2] Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif  (Skripsi, Disertasi dan Tesis) (Malang: UM Press, 2008), hlm. 5-7
[3] Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian Kualitatif Seni Dalam Memahami Fenomena Sosial, (Yogyakarta: greentea publishing, 2009), hlm. 64-65
[4] Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm.66-67
[5] Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian Kualitatif Seni Dalam Memahami Fenomena Sosial,... hlm. 70
[6] Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm. 75
[7] Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm.76
[8] Mudjia Rahardjo, Fungsi Teori dan State of the Arts dalam Penelitian (http://www.blogspot.com, diakses 11 Maret 2012)
[9]Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif  (Skripsi, Disertasi dan Tesis)...hlm. 28
[10] Mudjia Rahardjo, Fungsi Teori dan State of the Arts dalam Penelitian...
[11] I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006), hlm. 23
[12] I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis,... hlm. 37
[13] Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif  (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 186
[14] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif ,... hlm. 131
[15] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif ,... hlm. 131-132
[16] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif ,... hlm. 132
[17] Cartwright, CA & Cartwright, GP, Developing Observation Skill.  Dalam  Haris Herdiansyah. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ILMU Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm.. 131
[18] I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis,... Hlm. 37
[19] Gottschalk, Louis. Understanding History; A Primer of Historical Method (terjemahan Nugroho Notosusanto). (Jakarta: UI Press.1998), hlm. 127
[20] G.J. Renier, 1997. History its Purpose and Method (terjemahan Muin Umar). (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.1997), hlm. 104
[21] Mudjia Rahardjo, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif  (http://www.blogspot.com, diakses 11 Maret 2012)
[22] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif ,... hlm. 209
[23] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif ,... hlm. 209-210
[24] Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif ,... hlm. 210
[25] Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif  (Skripsi, Disertasi dan Tesis),... hlm. 67-668
[26] Ratnatus Sa’idah, “Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA Khadijah Surabaya, Skripsi, Fakultas tarbiyah UIN MALIKI Malang, 2011, hlm. 120-132
[27] Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif  (Skripsi, Disertasi dan Tesis),... hlm. 69
[28] Universitas Negeri Malang (UM), pedoman penulisan karya ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, artikel, makalah, laporan penelitian, edisi keempat (Malang: UM, 2000), hlm. 45 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar